Sukses

Mbah Maridjan, Sang Ksatria Penjaga Merapi

Pihak keluarga dan khayalak ramai menganggap Mbah Maridjan sebagai sosok ksatria yang setia dalam menjalankan tugas hingga akhir hayat.

Liputan6.com, Sleman: Kepergian Mbah Maridjan meninggalkan sejuta kenangan di hati. Sulami, salah satu putri Mbah Maridjan, mengaku bangga terhadap dedikasi dan kesetiaan sang ayah.

"Kami sangat bangga kepada bapak, kami anggap beliau sebagai seorang ksatria yang tidak pernah mundur dari medan perang," ucapnya di Hot Shot SCTV, Jumat (29/10).

Sulami yang selama ini tinggal di Jakarta teringat kepada pesan sang bapak pada 2006. Ketika itu Merapi menunjukkan aktivitas vulkanik yang tak biasa dan dinyatakan berbahaya. Melalui sambungan telepon, pria berumur 80 tahun lebih itu berusaha menenangkan Sulami.

"Nak, kamu nggak usah panik, bapak adalah milik Allah, bapak nggak takut, bapak sangat ikhlas," tutur Sulami mengulangi perkataan sang ayah.

Kepasrahan kepada Tuhan dan kesetiaan terhadap amanat ditunjukkan Mbah Maridjan hingga akhir hayat. Hal itu terlihat saat tim penyelamat menemukan jasad sang juru kunci Merapi dalam posisi bersujud di atas sajadah.

Asih, anak ketiga Mbah Maridjan, sempat menunaikan salat Magrib bersama ayah tercinta. Ia berhasil selamat dari awan panas atau wedus gembel karena turun gunung terlebih dahulu. Sementara, Mbah Maridjan tak sempat menyelamatkan diri karena ingin melaksanakan ibadah salat sunah.

"Sampai detik terakhir, dia tetap menjaga pekerjaannya. Dia seorang muslim yang taat, dia berserah diri kepada Allah SWT," kata Agus, kerabat Mbah Maridjan.

Vega Darwanti dan Doni Kesuma, dua artis yang sempat bermain iklan bersama Mbah Maridjan, juga merasakan duka mendalam. Bagi mereka berdua, Mbah Maridjan adalah sosok sederhana yang peduli terhadap sesama dan tak silau oleh harta dunia.

"Uang honor iklan Mbah aku denger dibagi-bagikan sama keluarga dan tetangga. Ternyata ada ya orang bekerja tanpa pamrih, tanpa melihat berapa uang yang didapat," ujar Vega kagum. "Awalnya sih aku kira Mbah orangnya kaku, ternyata humoris banget."

Mas Penewu Suraksohargo dikebumikan di Pemakaman Umum Srunen, Glagahrejo, Cangkringan, Sleman, Daerah Istimewa. Ribuan pelayat dari berbagai kalangan mengiringi pemakaman pria yang setia melaksanakan tugasnya selama hampir 28 tahun [baca: Mbah Maridjan Dimakamkan].(ANS)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.