Sukses

Dituding Dukun, Ustad Guntur Bumi: Saya Tabib

Ustad Guntur Bumi (UGB) tak terima dirinya disebut melakukan praktek perdukunan. UGB menegaskan kalau dirinya adalah tabib.

Liputan6.com, Jakarta Ustad Guntur Bumi (UGB) tak terima dirinya disebut melakukan praktek perdukunan dalam pengobatannya. UGB bahkan menegaskan kalau dirinya adalah tabib.

Untuk menguatkan bantahan ada praktek perdukunan dalam pengobatannya, UGB bahkan menggandeng Forum Komunikasi Paranormal dan Penyembuh Alternatif (FKPPAI) yang diwakili oleh Ketua FKPPAI, Wasi Surono Al Azis.

"Kalau tukang mengobati adalah tabib, jadi UGB adalah tabib," kata UGB saat menggelar konfrensi pers di kawasan Radiodalam, Jakarta Selatan, Jumat (28/2/2014).

Sementara itu, Wasi Surono Al Azis mengatakan, kalau masyarakat sudah salah kaprah dengan kata dukun sebagai penyembuh, dalam pengobatan alternatif.

"Nah, masalah sebutan itu kadang-kadang salah kaprah. Dukun itu kadang disebut hal gaib, belum tentu. Dukun bayi itu bukan gaib. Jadi sebutan di daerah-daerah itu beda. Saya itu lebih senang dipanggil tabib, karena saya mengobati," ujarnya pria yang dianggap guru oleh UGB.

UGB pun menjelaskan, setiap orang yang menyembukan penyakit orang lain pasti mendapat keluhan. Karena, tidak kepuasan atas hasil yang didapatkan. Hal itu juga dirasakan Hans Satu, yang tidak puasa dengan hasil yang kurang memuaskan saat keluarganya berobat kepadanya.

"Setiap tabib, pasti ada bagian masing-masing. Kalau ada keluhan itu wajar kok, di dokter juga ada. Kami perbaiki satu-satu kekurangan kami," kata suami Puput Melati itu.

Masalah ini bermula dari laporan Hans Suta ke Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan mengadu kalau praktek pengobatan UGB adalah praktek perdukunan dan sesat. Sebelumnya, Hans membawa neneknya untuk berobat ke UGB. Saat melakukan pengobatan, Hans merasa UGB melakukan hal aneh berbau mistis.

Selain itu, untuk pengobatan, UGB dibayar dengan perhiasan seharga puluhan juta rupiah. Kabarnya, uang tersebut untuk disedekahkan dalam berbentuk hewan kurban.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini