Sukses

TKI Akan Dipancung, Melanie Subono Sibuk Galang Dana

Untuk menyelamatkan seorang TKI dari hukuman pancung, Melanie Subono mengadakan penggalangan dana.

Liputan6.com, Jakarta Nasib tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Jawa Tengah, Satinah Binti Jumadi sedang di ujung tanduk. Pasalnya, 3 April mendatang, Satinah terancam eksekusi pancung di Arab Saudi akibat pembunuhan dan pencurian terhadap majikannya.

Pemerintah Indonesia juga telah berusaha untuk membayar diyat atau uang ganti rugi sebesar 4 juta riyal untuk membebaskan Satinah dari hukuman mati. Namun sayang, pihak keluarga korban meminta uang diyat sebesar 7 juta riyal.

Guna menutupi kekurangan tersebut, penyanyi rock & roll, Melanie Subono menggagas ide untuk menggalang dana bagi Satinah. Tak tanggung-tanggung, putri promotor Adrie Subono itu meminta seluruh masyarakat di Indonesia untuk menolong nasib Satinah.

"Dengan membuang semua gengsi, gue mau minta tolong, bisakah pagi sebelum ke mana-mana atau dari HP-mu, transfer berapa saja, Rp 20 ribu sekalipun cukup kok," tulis Melanie Subono melalui pesan berantai BBM, Jumat (21/3/2014).

Hal itu dilakukan oleh Melanie, lantaran ia sadar pemerintah sudah tidak bisa menambah uang diyat yang masih kurang sekitar Rp 3 miliar. Apalagi, kurang dari dua pekan lagi tim algojo Arab Saudi bakal mengeksekusi Satinah.

"Mulai tadi malam, kita bergerak sendiri, tenggat waktu, diamnya pemerintah kita, akhirnya kita akan bergerak. Gue mengejar Rp 3 miliar lagi sisanya sebelum kepala orang kembali dipancung," sambung cewek kelahiran Jerman 37 tahun silam.

Dengan gaya rock n roll nya, Melanie coba menyadarkan masyarakat Indonesia supaya lekas membantu Satinah.

"Dengan ratusan ribu follower, hanya Rp 10 ribu per kepala saja harusnya kita bisa menyelamatkan lima orang, sisa pula uangnya. Andai semua orang habis ini benar bergerak ke ATM. Sayangnya yang benar-benar bergerak hanya sedikit. Lalu, apa bedanya kita dengan pemerintah?" katanya geram.

Seperti diketahui, TKI asal Jawa Tengah, Satinah Binti Jumadi divonis hukuman mati oleh Pengadilan Buraidah, Arab Saudi sejak 2007 lalu. Ia mengaku telah membunuh majikannya, Nura Al Ghari di wilayah Gaseem Arab. Tak hanya itu, Satinah juga melakukan pencurian uang sebesar 37.970 riyal.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.