Sukses

Enda Ungu dari Pengamen Jalanan Sampai Terjerat Narkoba

Enda mengaku kisah hidupnya beberapa tahun lalu itu, merupakan masa-masa pahit baginya.

Liputan6.com, Jakarta Gitaris Enda Ungu diisukan meninggal dunia. Kontan saja, banyak fans Ungu yang tak percaya dengan berita tersebut. Melalui akun twitternya, Enda pun membantah isu tersebut. Dirinya menyatakan keadaannya dalam kondisi baik-baik.

Namun, dunia maya keburu heboh. Banyak yang mencari-cari mengenai kebenaran berita tersebut. Maklum, sosok Enda memang dikenal memiliki banyak fans selain personil Ungu lainnya. Meski terbilang bukan band lama, keberadaan Ungu dianggap memiliki banyak penggemar.



Menarik mengetahui seperti apa perjalanan karir seorang Enda sejak awal karir hingga saat ini sukses bersama Ungu.

Enda musisi kelahiran Kudus, Jawa Tengah pada 4 Maret 1976. Dia terlahir dengan nama Franco Medjaya Kusuma. Lelaki yang selalu identik dengan antingnya itu sempat mengenyam pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi, Manado. Uniknya, sebelum berkarir bersama Ungu, Enda sempat menjalani profesi sebagai pengamen.

Saat itu, Enda memang sulit menjalani kehidupannya sehari-hari. Masa-masa sulit sebagai pengamen memang sempat dirasakan oleh Enda. Jalur kawasan Blok M hingga sekitar Manggarai menjadi lahan yang dilalui oleh Enda.

"Dulu saya pengamen jalanan, naik bis turun angkot, saya datangi setiap sudut jalanan, banyak suka dukanya waktu itu. Saya pernah diusir, dan paling maksimal saya hanya dikasih receh yang nggak seberapa, tapi saya terima dengan ikhlas," kata Enda.

Enda mengaku kisah hidupnya beberapa tahun lalu itu, merupakan masa-masa pahit baginya. Ia juga harus menerima kenyataan bahwa dirinya tidak bisa melanjutkan sekolah.

"Sekolah bagi gue bukan tujuan penting saat itu, gue lebih pilih musik, karena gue yakin hidup gue di musik. Walau sebelumnya saya sempat kuliah, tapi saya nggak teruskan. Saya sudah putuskan saat itu saya mau bermusik. Ini jalan saya, apapun yang terjadi itu sudah rezeki saya," ujar Enda.

Enda juga menuturkan, pada waktu itu sangat sulit memenuhi kebutuhan hidupnya terutama untuk mencari makan. "Saya pernah nggak makan seharian, paling makan cuma dikit, karena saat itu memang susah sekali cari uang. Saya cuma yakin saat itu roda pasti berputar kalau saya mau berusaha," ujarnya.

Meski didera dengan keadaan yang sulit, Enda tidak pernah berniat mencari uang dengan cara tidak halal. Ia selalu berusaha tidak menyusahkan orang lain. Enda juga berucap, pengalaman masa-masa sulit ini dirasakannya bersama Pasha.



"Yang penting prinsip saya, nggak mau nyolong dan nggak nyusahin orang. Saya pernah tidur di taman, sengsara banget deh, tapi saya jalani dengan sabar. Itu sekitar tahun 1997-1998," ucap Enda.

Selain menjadi pengamen, Enda juga sempat terjerumus ke lubang hitam narkotika. Berkat dua temannya dari Ungu, Pasha dan Makki, Enda perlahan mulai sembuh dan bebas dari pengaruh buruk yang dibawa obat-obatan terlarang itu.

Sejak kecil, Enda Ungu telah memperlihatkan bakatnya sebagai seorang musisi. Ia bahkan telah membentuk sebuah band kecil di Manado. Enda  memelajari berbagai alat musik secara otodidak. Ia tidak pernah kursus atau mengikuti pelatihan musik. Kemampuan bermusik di dapat secara alami oleh Enda.



Perjalanan Enda Ungu dalam bermusik sangat berliku. Keahliannya dalam bermusik didapatnya dari proses yang sangat panjang. Dari salah satu personil Ungu terdahulu, Enda pun akhirnya bergabung bersama band Ungu, namun kala itu hanya menjadi rodies. Ungu terbentuk tahun 1996. Motor pembentuknya adalah Ekky (gitar) dan saat itu vokalisnya adalah Michael, sedangkan drum dipegang oleh Pasha Van derr Krabb. Tahun 1997, saat Ungu hendak manggung, Pasha Van derr Krabb 'menghilang' dan posisinya digantikan oleh Rowman. Enda yang sebelumnya adalah roadies-nya Ekky juga ikut bergabung dengan Ungu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini