Sukses

Erau Kota Raja, Ketika Kabupaten Terkaya di Indonesia Bikin Fillm

Film Erau Kota Raja menonjolkan sisi kebudayaan Kutai Kartanegara.

Liputan6.com, Jakarta Beberapa daerah di Tanah Air mulai bergeliat dengan membuat film-film berskala nasional. Setelah Sumatera Selatan tahun lalu meluncurkan Gending Sriwijaya, kini giliran Kutai Kartanegara (Kukar) yang berniat melahirkan film berjudul Erau Kota Raja. Apa yang menarik dari film yang berasal dari kabupaten terkaya di Indonesia itu?

Selama ini, Kukar dikenal sebagai kabupaten penghasil batubara terbesar di Indonesia. Namun, bukan kekayaan alam itu yang ditonjolkan lewat film. Justru, kebudayannya lah yang belum banyak diketahui masyarakat.

"Batubara yang memberi pendapatan daerah besar membuat kami terlena. Tapi kami ingin menggenjot sisi pariwisata. Kalau daerah lain, mereka menggunakan APBD untuk membuat film dan ada sharing keuntungan, ini tidak. Film ini murni mempromosikan kebudayaan Kutai," kata Bupati Kukar, Rita Widyasari, di sela peluncuran trailer film tersebut di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (28/8/2014).

Erau Kota Raja berkisah tentang jurnalis bernama Kirana (diperankan Nadine Chandrawinata) yang ditugaskan kantornya untuk meliput festival kebudayaan Erau. Di Kukar, Kirana pun bertemu dengan Reza (diperankan Denny Sumargo), penduduk lokal yang setia mendampingi Kirana. Cinta keduanya bersemi. Namun, tak mudah untuk mereka memagut kasih.

Konflik percintaan berbalut budaya ini diharapkan mampu membuat penonton datang ke bioskop pada pertengahan November mendatang. Selain Nadine dan Denny, ada pula Ray Sahetapy, Jajang C Noer, Donnie Sibarani dan Herri Chan.

Nadine, yang merupakan Puteri Indonesia 2005, mengaku terkejut dengan kekayaan budaya Kukar. "Ini membuka mata saya. Sudah banyak modernisasi di mana-mana, tapi mereka masih memegang kebudayaan leluhur," kata Nadine.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.