Sukses

3 Film The Hobbit Habiskan Rp 9,6 Triliun, Baik atau Buruk?

Biaya pembuatan 3 film The Hobbit mencapai Rp 9,6 triliun. Namun, kenapa Hollywood tak khawatir merugi?

Liputan6.com, New Zealand Biaya pembuatan film Hollywood kian fantastis. Dengan niatan mendatangkan untung sebanyak-banyaknya, studio film Hollywood kerap rela berinvestasi besar-besaran di film yang hampir pasti mendatangkan untung. The Hobbit contohnya. Warner Bros. rela menggelontorkan uang banyak-banyak bagi tiga film `The Hobbit` yang dibuat Peter Jackson.

Anda mungkin sudah tahu, pada awal 2000-an, Peter Jackson membuat 3 film The Lord of the Rings yang kini dianggap sebagai salah satu trilogi legendaris sepanjang masa. Lalu, di awal dekade kedua abad ke-21, Peter kembali menggarap dongeng jagat Middle Earth JRR Tolkien The Hobbit ke dalam tiga film. Dua film `The Hobbit` sudah edar pada 2012 (The Hobbit: An Unexpected Journey ) dan 2013 (The Hobbit: The Desolation of Smaug). Akhir tahun ini, rilis film The Hobbit terakhir The Hobbit: The Battle of Five Armies.

Dilansir Associated Press belum lama ini, hingga Maret kemarin, dalam laporan keuangan yang didapat kantor berita itu dari New Zealand (lokasi pembuatan 3 film `The Hobbit`), biaya pembuatan filmnya sudah mencapai 934 juta dollar New Zealand (setara USD 745 juta atau Rp 8,9 triliun).

Dikatakan Collider, Kamis (23/10/2014), angka itu belum termasuk biaya produksi delapan bulan terakhir dari film `The Hobbit` terakhir, The Hobbit: The Battle of Five Armies. Termasuk biaya promosi dan distribusi dari film tersebut. Maka, menurut hitung-hitungan Collider, kira-kira totalnya trilogi The Hobbit bakal melampaui bujet USD 800 juta atau setara Rp 9,6 triliun.

Angka pembuatan The Hobbit begitu fantastis dibanding saat Peter Jackson membuat `The Lord of the Rings` lebih dari sepuluh tahun lalu. Waktu itu--tanpa mengkalkulasikannya dengan nilai sekarang--studio film cukup merogoh kocek "hanya" USD 281 juta untuk tiga film.

Namun, sungguh tak heran pembuatan `The Hobbit` hampir mencapai USD 1 miliar. Segala macam biaya sudah membengkak dibanding 10 tahun lalu. Lalu, Peter Jackson juga mencoba teknologi baru dengan mensyut filmnya menggunakan teknologi kamera 3D dengan resolusi 48 frame per detik. Tambahan lagi, `The Hobbit`menggunakan efek visual lebih banyak dibanding `The Lord of the Rings`.

Sebuah film dikatakan untung apabila setidaknya mendapat pemasukan satu setengah kali dari biaya pembuatannya. Lantas, bagaimana dengan tiga film `The Hobbit`?

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

The Hobbit Sudah Untung

Sudah Untung

Pihak Warner Bros. dan Peter Jackson pantas tersenyum lega. Hingga saat ini, dua film `The Hobbit` yang sudah rilis sudah hampir meraup pendapatan USD 2 miliar (setara Rp 24 triliun).

Sebetulnya, pendapatan yang diraih `The Hobbit` terbilang mengejutkan. Sebab, reaksi penonton Amerika Serikat tak sebesar dibanding trilogi `The Lord of the Rings` satu dekade lalu. Di AS, film-film The Hobbit tak meraup untung banyak, kalah dari `The Lord of the Rings` (bandingkan pendapatan terendah Fellowship of the Ring [USD 315,5 juta] dengan An Unexpected Journey [USD 303 juta]).

Gaung `The Hobbit` masih belum bisa menyamai `The Lord of the Rings`. Reaksi publik Amerika pun hingga kini adem ayem saja menyambut film `The Hobbit` terakhir yang rilis Desember nanti.

Namun, franchise `The Hobbit` diuntungkan oleh gaungnya yang masih besar di luar Amerika. Dari sini saja sudah ketahuan, tanah negeri Paman Sam bukan lagi target pasar utama Hollywood saat ini. Tahun ini kita melihat film-film seperti Guardians of the Galaxy, Edge of Tomorrow, The Amazing Spider-Man 2, atau Transformers 4 sukses besar di luar Amerika, terutama Tiongkok.

Dengan uang Rp 24 triliun sudah masuk kantung dari dua film `The Hobbit`, menambah sekitar Rp 5 trilun lagi rasanya bukan hal yang sulit bagi film terakhir. Dengan begitu, bujet Rp 8,9 triliun menjadi tak ada artinya.(Ade/Feb)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini