Sukses

Review Album: Lagwagon - Hang

Meski masih mempertahankan unsur-unsur melodi khas punk pop di sejumlah lagu, kelima anak bengal ini juga tak sungkan-sungkan beraksi dengan

Liputan6.com, Los Angeles, Amerika Serikat Ketika membicarakan soal Punk Pop, banyak orang yang langsung menjadikan band-band besar seperti Blink 182, Simple Plan, Fall Out Boy, atau bahkan New Found Glory sebagai acuan utama pembicaraan mereka.

Padahal, kalau mau ditelaah lebih dalam lagi, terdapat cukup banyak band sejenis yang memiliki kualitas tidak kalah dengan yang sudah disebutkan di atas, termasuk band punk asal California, Lagwagon yang sudah berkeliaran sejak tahun 1990.

Sayang, karena jarang mengeluarkan album, band yang digawangi oleh Joey Cape (vocal), Chris Flippin (gitar), Chris Rest (gitar II), Joe Raposo (bass), Dave Raun (drum) ini jadi kurang kedengaran gaungnya, terutama di Tanah Air.

Beruntung, lewat album yang mereka luncurkan pada 2014 lalu, 'mahkota' yang sempat mereka dapat di tahun 2005 seolah datang kembali ke kepala mereka. Sejumlah single-single paten pun tercetak jelas di album rilisan label Fat Wreck Chords itu. Sebut saja diantaranya Made Of Broken Parts, Poison in the Well, hingga single You Know Me yang kedengaran paling renyah dibanding lagu-lagu lainnya.

Yang menarik, meski masih mempertahankan unsur-unsur melodi khas punk pop di sejumlah lagu, kelima anak bengal ini juga tak sungkan-sungkan beraksi dengan tempo yang keras. Lirik-lirik serius pun mulai bertebaran di album ini, yang secara tidak langsung memberi arah baru bagi para penggemarnya.

Akhir kata, akan menjadi sedikit perdebatan kalau menyebut album Hang milik band Lagwagon sebagai album terbaik di awal tahun ini. Namun dengan berbagai eksplorasi gila yang disuguhkan di album ini, setidaknya kita bisa yakin pada langkah mereka di album berikutnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini