Sukses

Review Album: Boyzone - Dublin To Detroit

Dublin To Detroit menjadi album kedelapan dari Boyzone.

Liputan6.com, Jakarta Awalnya beberapa waktu lalu, seorang rekan dari marketing communication memberikan sebuah CD dari Warner Music Indonesia. Jujur ketika itu saya terkejut saat menerima dan melihatnya. Boyzone! Terngiang rasanya masih melekat betapa populernya lagu Words dari album A Different Beat pada 1996, dan No Matter What dari album Where We Belong pada 1998.

Dan sekarang mereka muncul kembali dengan album bertajuk Dublin to Detroit sebagai album kedelapannya. Mendengar nama albumnya saja, saya langsung berkespektasi besar dengan nuansa Motown Music dalam lagu-lagunya.

Boyband yang telah eksis sejak tahun 1993 asal Dublin, Irlandia tersebut, nampaknya menancapkan haluan bermusiknya ke kota Detroit, Amerika Serikat. Kota yang memang terkenal dengan Motown-nya.

Motown sendiri merupakan salah satu subgenre dari musik Soul yang memang kental di Amerika Serikat. Perpaduan gospel, rithem dan blues tersebut dikemas pada era akhir 1950-an. Nampaknya Boyzone tahu tepat apa yang tengah dicari saat ini, strategi serupa yang digunakan Michael Buble akhir-akhir ini.

Kembali ke Dublin to Detroit. Album ini dirilis tepatnya akhir tahun lalu, 24 November 2014. Berisikan 11 lagu, Dublin to Detroit dibuka dengan Of The Broken Heart. Sampai akhir lagu pertama, semua berjalan mulus.

Klik Selanjutnya

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Boyzone tahu tepat karakter mereka berada pada vokal Ronan Keating yang memang cukup mendominasi pada Of The Broken Heart. Dan harmonisasi berlanjut dengan dukungan tiga personel lainnya, Mikey, Shane, dan Keith. Lagu yang tepat untuk diletakan pada urutan pertama. Sangat energik dan megah.

Vokal yang padu adalah kunci dari boyband, dan mereka lakukan sangat maksimal pada lagu Tracks of Tears. Harus saya akui upaya Boyzone meletakan lagu Track of My Tears setelah Of The Broken Heart merupakan ide jenius. Keempat personel mereka terdengar sangat padu dengan membagi partisi vokalnya masing-masing.

Namun keluhan untuk Boyzone berada pada Reach Out (I'll Be There). Tidak ada yang salah dengan materi musiknya. Aransemennya cukup bagus. Namun pengulangan lirik berkali-kali terdengar agak menjenuhkan. Namun dapat terobati dengan nada awalan dari The Tears of A Clown yang sangat terdengar catchy.

Untuk keseluruhan, saya harus berkata jujur. Boyzone jangan mengulangi untuk memilih Motown sebagai genre musiknya. Ballad masih juara untuk ukuran Boyzone. Dengan lirik menyentuh, dan nada yang mendayu-dayu, Boyzone juaranya. Biar Motown menjadi lahan penyanyi lain.

Namun, sayang jika anda tidak mencoba mendengar Dublin to Detroit. Aransemen yang luar biasa, dan pengemasan konsep yang matang. Patut untuk didengarkan. Sangat berkesan. (fei)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini