Sukses

25 Sinetron SCTV Paling Fenomenal (Bag.1)

Tentu saja tidak mudah memilih 25 judul dari perjalanan 25 tahun sebuah stasiun TV. Apa saja 25 sinetron fenomenal SCTV itu?

Liputan6.com, Jakarta Tepat 24 Agustus 2015 SCTV berulang tahun ke-25. Dua puluh lima tahun bukan perjalanan yang pendek. Sudah begitu banyak program acara yang lahir sepanjang dua dekade lebih eksistensi SCTV di jagat pertelevisian Tanah Air. Tak terkecuali di jenis program sinetron.

SCTV tentu saja bukan stasiun TV pertama yang menayangkan sinetron. TVRI yang memulai duluan sebagai stasiun TV pertama di tanah air. TVRI pernah menayangkan berbagai sinetron fenomenal macam Rumah Masa Depan, Aku Cinta Indonesia, Keluarga Rahmat, Pondokan, Losmen, Jendela Rumah Kita, dll.

Sejak kemunculan TV swasta di awal 1990-an tayangan sinetron pun merambah ke berbagai TV swasta yang lahir di era ini--termasuk SCTV.

Memperingati hari kelahiran SCTV yang ke-25, Liputan6.com menengok lagi sinetron apa saja yang hadir di SCTV dan jadi fenomena.

Tentu saja tidak mudah memilih 25 judul dari perjalanan 25 tahun sebuah stasiun TV. Ada begitu banyak judul yang kami pertimbangkan hingga akhirnya kami memilih 25.

Dasar pilihan kami sederhana saja, apakah sinetron dimaksud membuat fenomena ketika tayang dan apa terus dikenang hingga kini.

Daftar 25 sinetron SCTV paling fenomenal ini kami bagi dalam lima tulisan yang kami unggah lima hari ke depan. Urutan berdasar tahun tayang.

Selamat menyimak!

(Tulisan pengantar: Ade Irwansyah)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Buku Harian

Buku Harian diproduksi Asabellina, dan tayang dari 1994 hingga 1996.

Ketika Ully Artha meninggal dunia Juni 2013 silam, salah satu yang banyak dikenang orang dari peran yang dilakoninya adalah karakter ibu di sinetron Buku Harian. Ully begitu menjiwai perannya sebagai ibu, padahal kita tahu kala itu ia belum menikah.

Sinetron Buku Harian disutradarai dan ditulis skenarionya oleh Adisoerya Abdi. Waktu itu, di awal tahun 1990-an, Adi masih bersuamikan Merriam Bellina. Pasangan ini mendirikan rumah produksi Assabellina. Buku Harian adalah sinetron yang lahir dari rahim rumah produksi tersebut.

Yang membedakan Buku Harian dengan sinetron zaman sekarang tentu saja tampilannya. Waktu itu, sinetron tidak lebay. Akting pemainnya natural. Yang teringat pula, Adi memilih gambar-gmbar yang redup dan temaram, bukan serba terang.

Buku Harian berfokus pada keluarga yang terdiri dari ayah (Didi Petet), ibu (Ully Artha) serta empat anak mereka (Nia Daniati, Adjie Massaid, Desy Ratnasari dan Maudy Wilhelmina) menjalani hari-hari mereka.

Diketahui, Buku Harian bertahan hingga tiga musim tayang. Sinetronnya berakhir tahun 1996. Mungkin waktu itu sinetron yang tidak lebay mulai kehilangan pamornya. (Ade)

3 dari 6 halaman

Tersayang

Tersayang diproduksi Multivision Plus, tayang 17 Februari 1999 - 22 Maret 2000.

Apa yang paling kita ingat dari sinetron Tersayang? Apalagi kalau bukan topi biru dan pink bertuliskan "tersayang" dengan gambar bunga mawar yang mewabah jadi trend paling populer di tahun 1999.

Anjasmara dan Jihan Fahira memainkan karakter Dion dan Mayang dengan ciamik. Dion naksir pada Mayang sejak pertama bertemu. Sayangnya, Mayang sudah dijodohkan orang tuanya dengan Andi (Adam Jordan) yang ironisnya belum pernah ia temui. Dion mengetahui hal itu dan akhirnya bersiasat menyamar menjadi Andi. Yang terjadi kemudian sebenarnya mereka saling jatuh hati. Tapi Mayang tak suka dibohongi. Ceritanya makin njelimet ketika ternyata Andi adalah kakak Dion yang terpisah dari kecil.

Tersayang tak hanya jadi momentum karir buat dua bintang utamanya. Sinetron ini juga mengangkat Febby Febiola dan Tessa Kaunang ke jajaran aktris papan atas tahun 2000-an. (Puj)

4 dari 6 halaman

Janji Hati

Janji Hati diproduksi Indika Entertainment, tayang 21 Juni - 27 Desember 1999.

Diangkat dari dwilogi novel Mira W berjudul Deviasi - Delusi. Ceritanya cukup "seram" dan "berani". Ketika seorang kakak terlalu over protective pada adiknya hingga berusaha menghancurkan pernikahan sang adik.

"Yang Bersalah, Harus Dihukum!" itulah doktrin Rana (Vicky Burki) kepada Rivai Maringka (Adjie Massaid). Rivai sebenarnya mengidap deviasi seksual dan kepribadian ganda akibat trauma masa lalu dan hubungan incestnya dengan Rana. Istrinya, Arneta (Dian Nitami) tak mengerti sikap Rivai yang berubah, kadang kasar kadang baik.

Sampai kemudian ia dijadikan barang taruhan Rivai saat kalah judi pada seorang dokter, Taufan (Ari Wibowo). Janji Hati makin memikat setelah Taufan yang menolong Arneta lepas dari Rivai, akhirnya menikahinya. Namun bukan hanya kebahagian yang didapat. Tapi juga teror dari keturunan Maringka yang tersisa.

Janji Hati salah satu sinetron terbaik yang pernah ditayangkan SCTV. Dari sinetron ini, istilah-istilah kedokteran menjadi lebih familiar. Janji Hati juga menjadikan novel lain dari penulis Mira W laris manis diangkat menjadi sinetron di era 2000-an. (Puj)

5 dari 6 halaman

Dewi Fortuna

Dewi Fortuna diproduksi Multivision Plus, tayang 16 September 1999 - 12 Juli 2001.

Alkisah, sepasang suami istri (dimainkan Roy Marten dan Ayu Diah Pasha) yang tak juga punya anak, menemukan bayi di tong sampah. Bayi perempuan itu diangkat anak dan dinamakan Dewi Fortuna (Bella Saphira).

Sesuai namanya, Dewi memberi keberkahan untuk keluarga tersebut. Hingga lahirlah anak kandung, Raja (Thomas Djorghi). Mereka memperlakukan keduanya sama rata.

Kisah bergulir ke masa kuliah. Dewi bertemu Jimmy (Jeremy Thomas) yang menolongnya dari gangguan preman. Jimmy lalu meminta Dewi berpura-pura jadi pacarnya untuk dikenalkan pada ayahnya. Mudah ditebak, akhirnya mereka suka sungguhan dan kemudian menikah. Sebelum itu terjadi, rahasia keluarga terbuka. Raja lalu membenci Dewi. Terlebih setelah menikah dengan Sandra (Cut Tari) yang picik. Keluarga ini pun cerai-berai. Puluhan tahun kemudian, anak-anak mereka (dimainkan Didi Riyadi dan Putri Patricia) mengembalikan memori kelam.

Di akhir 1990-an dan awal 2000-an, Dewi Fortuna di SCTV seperti Tersanjung bagi Indosiar, atau Bella Vista bagi RCTI. Artinya, sinetron ini jadi fenomena budaya pop tersendiri dan menjadi penanda dari stasiun TV penayangnya.

Sinetron ini melejitkan nama Bella Saphira selevel Desy Ratnasari, juga mengalahkan Tamara Blesznsky di gelaran SCTV Awards 2001 sebagai Aktris Paling Ngetop tahun itu. Serta memboyong piala PGA tahun 2000. Bella kemudian juga jadi bintang iklan sabun mandi yang terkenal dengan reputasinya yang tinggi.

Selain Bella, nama Putri Patricia juga terangkat pamornya lewat sinetron Dewi Fortuna. (Puj)

6 dari 6 halaman

Aku Ingin Pulang

Aku Ingin Pulang diproduksi Persari Films, tayang 1999-7 April 2001.

Wahyu (Krisna Mukti) dan Lilis (Cheche Kirani) adalah pasangan kekasih di sebuah desa perkebunan. Hingga suatu hari, Wahyu pergi ke kota untuk mencari uang bakal biaya pernikahan mereka. Di kota, Wahyu malah bertemu keluarga kaya. Bu Brata (Mieke Wijaya) punya seorang anak gadis yang hamil ditinggal kabur pacarnya (Billy Boedjanger). Ranti (Cornelia Agatha), sebenarnya gadis yang keras kepala. Namun ia menerima saja Wahyu sebagai suami bayaran alias kawin kontrak demi kehormatan keluarga.

Seiring waktu, Ranti jatuh cinta pada Wahyu. Tidak demikian dengan Wahyu yang masih menganggap Ranti sebagai majikan. Hingga kemudian terjadi petaka penyiraman air keras ke wajah Wahyu oleh sang ibu mertua.

Lewat Aku Ingin Pulang, Krisna Mukti naik kelas sebagai aktor watak. Sayangnya, hanya setahun ia bertahan di Aku Ingin Pulang. Perannya lalu digantikan aktor pendatang Teddy Jonathan. (Puj)

Baca juga:

GGS Tamat, Ini 7 Benda Kenangan Sinetron Itu

10 Pesinetron Wanita yang Layak Jadi Ratu FTV Baru (Bag. 1, 10-6)

10 Pesinetron Wanita yang Layak Jadi Ratu FTV Baru (Bag. 2, 5-1)

6 Aktris yang Sukses di Film dan Sinetron Religi

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.