Sukses

KALEIDOSKOP 2015: Catatan Tren Sinetron

Sinetron unggulan tahun 2015 begitu beragam tema dan genre cerita.

Liputan6.com, Jakarta Apa acara TV paling menyedot perhatian selama tahun 2015?

Sulit menjawab pertanyaan ini. Di awal tahun 2015, Ganteng Ganteng Serigala (GGS) yang telah tayang sejak April 2014, sudah jarang duduk di puncak rating. Sinetron yang digdaya tanpa tandingan sepanjang 2014 itu berkali-kali harus mengakui keunggulan tayangan sinetron di stasiun TV tetangga, kalau tidak 7 Manusia Harimau, Tukang Bubur Naik Haji masih menancapkan tajinya meski sudah berlayar 4 tahun lamanya di RCTI.

Awal 2015, Preman Pensiun yang merajai slot sore kerap berada di peringkat pertama. Pengekornya, Tukang Ojek Pengkolan juga kecipratan. Sementara itu, SCTV mengandalkan serial Turki, Elif, di slot siang hari. Data rating dan share yang didapat pun cukup memuaskan.

Acara TV lain non-sinetron yang mendapat atensi besar masyarakat, masih jadi milik Indosiar dengan Dangdut Academy dan Bintang Pantura, yang masing-masing masuk ke musim ke-2. Ah iya, jangan lupakan acara Stand Up Comedy Academy yang membuat tren komedi tunggal mengalami kemajuan signifikan dan mendapat tempat istimewa di hati masyarakat luas.

Dari data di atas, tayangan sinetron unggulan tahun ini begitu beragam tema dan genre cerita.

Poster GGS Returns. (dok.Twitter GGS Returns)

GGS sendiri tak hanya mampu meraih rekor TVR 6 koma dan share sampai 30 persen. GGS sukses besar membuat cerita fantasi ala manusia jadi-jadian merajalela hingga 2015, setidaknya sampai Juli lalu. Setelah GGS, banyak bermunculan sinetron jenis begini di layar kaca. Jika GGS mengangkat cerita vampir vs manusia serigala, di stasiun TV lain mulai hadir manusia harimau yang diwakili 7 Manusia Harimau dan Manusia Harimau (MNC TV). Lalu ada juga tema hewan dengan nuansa komedi seperti Kambing Genit (RCTI).

Kemudian cerita mulai bergeser ke fantasi fiksi. Cerita orang biasa memiliki kekuatan ala Superman atau X-Men menginvasi layar kaca. Cowokku Superboy (SCTV), Badai (MNC TV), Cantik Cantik Magic (SCTV), Jagoan Jagoan Katropolitan (Trans TV), Samson dan Dahlia (SCTV), Cakep Cakep Sakti (MNC TV), Pacarku Dari Langit (SCTV), beberapa judul yang terinspirasi kisah tersebut. Sayangnya, tak ada satupun bisa melampaui pencapaian yang diukir GGS.

Sinetron dengan tema lain yang juga cukup banyak ditonton selama 2015 adalah drama, komedi dan aksi. Madun bertahan hingga 6 bulan di SCTV, dari Mei hingga Oktober. Elang: The Real Action Series Season 2 tak sesukses prekuelnya. Tayang berbarengan dengan jam tayang Elang 2, Jakarta Love Story (RCTI) menjadi sinetron murni drama yang memiliki banyak penonton setia. Selain itu, tak banyak judul yang membetot perhatian pecinta sinetron.

Sinetron Pacarku dari Langit. (foto: dok.SCTV)

Baru di Agustus 2015, peta persaingan kembali membara. SCTV melalui sinetron terbarunya, Pangeran, mulai menyapa pemirsa TV dengan memadukan cerita fantasi dengan kisah pesantren. Hasilnya sangat bagus. Pangeran langsung nangkring di posisi pertama hingga 2 bulan lamanya. Sempat digoyang kehadiran GGS Returns yang mengulangi kejayaan di awal debutnya, rating Pangeran bisa dibilang stabil di Top 5 sejauh ini hingga kini.

Meski kini lebih didominasi adegan aksi, Pangeran sejatinya mempelopori adegan kebut-kebutan motor yang sekarang jadi tren. GGS Returns dinilai menghilangkan cerita vampir-manusia serigala demi menonjolkan kisah balapan mobil dan motor. Namun, tak berhasil. Sinetron di TV lain yang justru beroleh hasil positif.

Diiringi comeback Stefan William di sinetron, Anak Jalanan (RCTI) meraih sukses masif sejak tayang awal Oktober lalu. Anak Jalanan mulai bertengger di peringkat pertama sejak episode ke-5 pada 16 Oktober 2015. Hingga 2 bulan penayangannya, sinetron yang didominasi aksi kebut-kebutan motor dan aksi ini masih kokoh di puncak rating.

Stefan William (Liputan6.com/Andrian Martinus)

Hasil bagus ini yang sekarang berusaha dibidik Anak Menteng (SCTV) yang mulai tayang awal Desember ini. Tak bermaksud mengekor, jika sepintas kisah dan plot ceritanya nyaris sama. Seperti kita tahu, sudah lumrah dan menjadi hukum pasar jika satu hal meraih sukses, muncul epigonnya.

Keberhasilan Anak Jalanan di akhir tahun ini kini boleh dibilang sangat mirip dengan kesuksesan GGS tahun lalu. Begitulah tren. Satu berhasil, akan muncul banyak pengikut. Tahun 2016 diprediksi akan banyak bermunculan sinetron macam begini di layar kaca.

Selain tren cerita yang disebutkan diatas, kita juga mencatat tren lain soal lagu yang dipakai sebagai soundtrack sinetron.

Sepanjang tahun 2014 hingga akhir 2015 ini, lagu-lagu lawas banyak menjadi musik pengiring sinetron. Lagu dari band yang paling banyak di percaya menjadi lagu tema. Setelah GGS membuat lagu-lagu dari band Utopia kembali ngehits tahun lalu, kini kesuksesan perlahan menimpa band NOAH dan Dewa 19. Lagu-lagu dari dua band yang keluar ditahun 200an, kembali meledak. Selain dua band ini, Jamrud mungkin juga bakal ketiban ending serupa setelah lagunya juga dijadikan lagu soundtrack.

Dengan fakta ini, tren lagu lawas rasanya juga akan bernasib sama dengan tren cerita. Jadi, siap-siap. Tahun depan kita tak hanya bakal banyak disuguhi parade motor berkejaran di layar TV. Tapi juga mendengar lagu jadul bergema di awal dan akhir credit sinetron.** (Puj/Ade)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.