Sukses

Christine Hakim Tak Bisa Tolak Tawaran Film Papua

Christine Hakim dikenal sebagai artis yang selektif memilih tawaran film.

Liputan6.com, Jakarta - Nama Christine Hakim sebagai artis besar Tanah Air tak perlu diragukan lagi. Berbagai film yang dibintanginya selalu sukses dan laku di pasaran. Wajar jika Christine dikenal sebagai artis yang selektif memilih tawaran film.

Namun, langganan peraih Piala Citra ini tak bisa menolak ketika ditawarkan rumah produksi asal Papua. Christine diminta membintangi sebuah film bertajuk Silet di Belantara Digoel Papua.

Film itu diangkat dari kisah nyata seorang dokter yang melakukan kerja praktik selama 25 tahun di Papua. Dengan peralatan seadanya, dokter tersebut melaksanakan operasi caesar hanya dengan menggunakan silet seharga seratus rupiah. Atas dasar cerita itu, Christine mengaku tak bisa menolak ajakan tersebut.

Christine Hakim saat menghadiri gala premier Film Guru Bangsa TJOKROAMINOTO di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan (31/3/2015). Christine Hakim berperan sebagai seorang pembantu dalam film tersebut.(Liputan6.com/FAisal R Syam)

"Awalnya saya melihat temanya dulu. Biasanya saya ada banyak pertanyaan dan pertimbangan. Bisa dibilang selektif lah. Tapi saya juga heran kalau film ini kok tidak (selektif)," ujar Christine Hakim, ditemui di rumahnya, Cibubur, Jakarta Timur, Kamis (4/2/2016) malam.

"Ini tema yang nggak mungkin saya bisa tolak. Apalagi visi, misi, dan semangatnya sejalan," lanjut pemain film Daun Di Atas Bantal.

Selain itu, Christine punya alasan khusus mengapa ia bersemangat memerankan film besutan FX Purnomo tersebut. Bintang film Pasir Berbisik ini ingin mengenalkan kepada masyarakat, bahwa Papua pun memiliki potensi besar dalam dunia perfilman.

Aksi Edo Kondologit dengan lagu “Aku Papua” karya Franky Sahilatua di panggung Konser Kebangsaan “Langkah Sang Pemimpin”, Jakarta, Senin (23/06/14). (Liputan6.com/Panji Diksana)

"Ini bisa dibilang film pertama produksi asli Papua. Saya ingin bersilaturahmi dengan saudara kita di Papua. Kita pasti mencintai pulau yang luar biasa itu. Dan kita ingin tunjukkan kalau Papua memiliki potensi yang sangat besar dari segala lini, termasuk perfilman," ungkap wanita 59 tahun ini.

Tak hanya Christine Hakim, dua penyanyi asal Papua, Edo Kondologit dan Lala juga turut membintangi film rumah produksi Foromoko Matoa Indah Film tersebut. Sebelumnya ketika berformat FTV, film ini pernah memenangkan Piala Maya 2015 sebagai Film Daerah Terpilih.

"Saya bahagia bisa main dengan seorang Christine Hakim. Suatu kehormatan sekali, dari kecil saya sering menonton beliau. Semoga film ini bisa menginspirasi kita semua," kata Edo Kondologit. (Ras/Mer)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.