Sukses

Realita The Beatles dan Band Komunitas

Siapa bilang The Beatles sudah tamat? Buktinya, band-band komunitas masih terus membahanakan lagu dan musik band legenda asal Inggris itu. Hingga, The Beatles pun seakan masih hidup.

Liputan6.com, Serpong: The Beatles. Band legenda asal Inggris itu memang sudah bubar sejak 1970-an. Namun bukan berarti eksistensi mereka mati. Karena, band itu digawangi oleh anak-anak muda asal Liverpool yang hebat bermusik, jago bikin lagu, juga tanpa tandingan ketika bernyanyi.

Selain itu, mereka juga memiliki visi dan mimpi yang jelas. Sehingga, karya-karya mereka bisa abadi. Dan, siapa menyangka para beatlemania makin menjalar bak jamur yang tumbuh sehabis hujan.

Salah satu grup musik yang selalu melagukan lirik-lirik The Beatles adalah Abadi Soesman Lonely Heart's Club Band. Kelompok yang digawangi musisi serba bisa, Abadi Soesman itu, terbentuk sejak setahun silam.

Kegiatan rutin band yang terdiri dari gabungan dua generasi ini adalah manggung di sejumlah mal. Sebut saja di Mal Summarecon Serpong setiap Senin, Pluit Junction setiap Selasa, dan di Belleza Permata Hijau setiap Jumat. Selebihnya mereka mengadakan konser kecil memperingati hari spesial yang berkaitan dengan The Beatles.

Lagu yang mereka bawakan mencapai 40-an sekali tampil. Uniknya, mereka tidak membutuhkan latihan serius untuk setiap penampilannya. Karena para personelnya sudah fasih memainkan komposisi lagu-lagu band kesayangan mereka itu.

Adalah Dicky, gitaris Abadi Soesman Lonely Heart's Club Band. Sebelum bergabung dalam band, pemuda yang kerap berpenampilan ala John Lennon itu mengaku memiliki band serupa. "Aku sama band yang dulu sering live di stasiun radio yang memutar The Beatles 24 jam," ujar sang vokalis sekaligus gitaris itu saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (16/10).

Pujian pantas datang dari para band penggila The Beatles, seiring terdengarnya alunan romantis setiap lirik ciptaan Lennon dan McCartney dari grup musik komunitas semacam Abadi Soesman Lonely Heart's Club Band. "Mereka nggak bisa dinilai secara personal. The Beatles adalah kesatuan dari kejeniusan empat personelnya," Dicky menilai pencapaian band legenda itu dengan rasa kagum. Termasuk aksi jingkrak-jingkraknya itu. Tidak sedikit personil yang memainkan bass gitar secara kidal bak McCartney atau memakai kacamata bulat khas Lennon. Sejumlah band komunitas mati-matian meniru idolanya itu.

Apresiasi terhadap The Beatles juga ditunjukkan oleh komunitas pecinta The Beatles di Jakarta. Gabungan musisi ternama di Tanah Air itu pernah menggelar konser bertajuk "The Fabolous The Beatles Music by Abadi Soesman and Friends" pada 2007. Grup band baru hingga pemusik gaek Abadi Soesman dan Jelly Tobing turut mengisi acara itu [baca: The Beatles Tetap Berjaya].

G-Pluck alias jiplakan The Beatles malah manggung di Liverpool, Inggris. G-Pluck rela mengeluarkan dana yang tidak sedikit, agar benar-benar menjadi kloning The Beatles. Gitar salah satu personel dicari yang sama persis dengan kepunyaan George Harrison. Mereka juga menyiapkan kostum yang menyerupai kostum awak The Beatles [baca: The Beatles Indonesia" Manggung di Liverpool].

Itulah realita The Beatles sesungguhnya. Mereka terbentuk pada 1962. Lantas bubar, dan terjadi "reinkarnasi" dalam bentuk band-band komunitas  yang setia mengikuti jalur musiknya. Apresiasi yang tinggi dari penggemarnya akan membuat The Beatles terus bernafas seraya melantunkan lagu favorit Anda, "Love, love me do... You know I love You. So, please... Love me do!".(SHA)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini