Sukses

Langkah Sederhana Ini Bikin Kamu Jadi Superhero Lingkungan!

Cukup memilah sampah organik dan anorganik telah membantu pemulung mendapatkan penghasilan lebih baik.

Liputan6.com, Jakarta Sebagian besar masyarakat mungkin belum menyadari bahwa pemulung yang biasa kita lihat sehari-hari mengambil sampah memiliki peranan penting dalam kegiatan daur ulang sampah.

Ya, bagi pemulung usaha mereka memilah sampah murni karena alasan nilai ekonomis dan bukan karena mereka mengerti konsep gaya hidup daur ulang. Para 'human recycler' ini biasanya memilah antara sampah organik dan non organik yang masih bisa dijual, seperti sampah plastik, botol plastik, dan kertas bekas.

Proses daur ulang sendiri amat penting mengingat ada beberapa jenis sampah yang sangat sulit diurai, bahkan memerlukan proses hingga ribuan tahun lamanya seperti contoh sampah plastik. Diperkirakan pada tahun 2019 nanti total produksi sampah di Indonesia mencapai 67,1 juta ton/tahun, dari jumlah tersebut persentase sampah plastik menduduki peringkat kedua.

Persentase yang terbilang tinggi tersebut tak mengherankan mengingat hampir semua kemasan makanan dan pembungkus barang menggunakan bahan plastik. Belum lagi bahan plastik yang digunakan untuk kebutuhan lain seperti peralatan dan perabotan rumah tangga, mainan anak-anak, alat olahraga, perangkat elektronik, medis, dan sebagainya.

Melihat fakta tersebut ada baiknya kita segera memulai langkah paling mudah untuk mendukung konsep daur ulang yang nantinya akan bermanfaat bagi kelestarian lingkungan hidup. Pisahkan selalu sampah organik yang mudah terurai (degradable) seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering dengan sampah anorganik yang sulit terurai (undegradable) seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya.

Sampah anorganik biasanya dapat dijadikan sampah komersial atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk lainnya. Dengan memilah sampah terlepas nantinya akan Anda jual atau berikan cuma-cuma di tong sampah, jauh lebih baik ketimbang membiarkan sampah basah dan kering yang tercampur yang malahan akan mengurangi nilai dan kegunaan tiap-tiap sampah itu sendiri.

Sekiranya sampah tersebut tidak dijual disadari atau tidak kita sudah menabung pahala karena telah membantu kerja pemulung mendapatkan penghasilan lebih baik.

Tolak Linu dari Sido Muncul dengan kementrian lingkungan hidup dan kementrian kehutanan melalui aksi Ubah Sampah Jadi Emas mengajak masyarakat untuk memilah sampah sebelum dibuang demi kelangsungan lingkungan hidup, aksi ini sekaligus membantu kerja pemulung untuk mendapat penghasilan lebih baik dan bagi kita lingkungan lebih baik juga tentunya. Kalau pegal linu, orang bijak minum tolak linu herbal!


(Adv)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini