Sukses

Musik Kontemporer Berkembang Pesat di Solo

Sebagai kota budaya seperti halnya Yogyakarta, berbagai kesenian terus berkembang pesat di Solo. Di cabang seni musik, perkembangannya bisa terlihat dari bermunculan grup-grup musik kontemporer.

Liputan6.com, Solo: Seni musik bagi warga Kota Solo, Jawa Tengah, sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari sejak masa lampau. Keberadaan seni musik asli Jawa yaitu gamelan menjadi salah satu bukti kedekatan warga Solo dengan cabang seni yang mengolah berbagai sumber bunyi tersebut menjadi sebuah harmonisasi nada.

Di kancah permusikan nasional masa kini, peran Solo sebagai kota musik juga tidak kalah dengan kota lain di Tanah Air. Sempat tercatat sebagai Kota Keroncong, Solo banyak melahirkan genre baru di bidang musik seperti musik humor yang dipelopori Teamlo dan Pecas Ndahe serta campursari yang memadukan gamelan dengan dangdut atau pop.

Di tengah terus eksisnya keroncong dan campursari, seni musik di Kota Solo ternyata terus berkembang. Belakangan ini fenomena perkembangan seni musik di Solo ditandai lahirnya banyak grup musik kontemporer terutama kelompok perkusi yang memadukan alat musik modern dengan berbagai alat musik tradisional.

Sayangnya menurut pengamat musik Solo, Wayan Sadra, kelompok musik kontemporer yang ada kurang mengeksploitasi alat musik Jawa terutama kendang. Selain itu Wayan menilai banyak grup musik belum menemukan jati diri sebagai kelompok otentik atau beda dengan kelompok lain. Kebanyakan memainkan musik atau lagu yang populer.

Sementara itu Bondan Aji Manggala, koordinator kelompok Etno Ensemble dari Solo mengakui hingga kini memang banyak grup musik kontemporer yang masih mencari jati diri. Salah satu upaya yang dilakukan kelompok musiknya dalam hal ini adalah mencoba mengeksplorasi musik reog yang sangat dinamis.

Grup musik kontemporer awalnya Etno Ensemble dibentuk mahasiswa ISI Solo saat diperkenalkan pada djimbe asal Afrika. Bagi mereka, bermain musik perkusi mencerminkan kebebasan dalam berkarya sehingga berbagai komposisi musik terus dihasilkan. Kelompok ini pernah manggung diberbagai kota di Jawa dan Sumatra.

Etno Ensamble juga pernah berkolaborasi dengan pemusik terkenal seperti Sawung Jabo, David Yong, dan sebagainya. Perkembangan genre baru seni musik di Solo diakui telah memberi warna baru di Kota Budaya tersebut. Meski berkembang pesat, diperkirakan tidak akan terjadi benturan dengan genre musik yang sudah ada.(JUM)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.