Sukses

Gatot Brajamusti Terlibat Narkoba, PARFI Mengaku Kecolongan

Sesaat sebelum tertangkap atas kepemilikan narkoba, Aa Gatot mendapatkan banyak suara saat kongres PARFI

Liputan6.com, Jakarta Usai dinobatkan menjadi Ketua Umum PARFI periode 2016 hingga 2021, Gatot Brajamusti, alias Aa Gatot langsung tertangkap oleh satuan Polda Mataram, Nusa Tenggara Barat, lantaran kepemilikan narkoba jenis sabu.

Gatot Brajamusti keluar dari mobil saat tiba Resmob Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (5/9). Polda Metro Jaya di kediaman Gatot Brajamusti di Pondok Pinang, Jakarta, kepolisian menemukan senjata api dan ratusan butir peluru. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Tak banyak bicara, saat Aa Gatot menjadi tersangka, statusnya sebagai ketua umun langsung lenyap. Sebab, dalam AD/ART PARFI, siapa pun yang terjerat narkoba, maka akan menggugurkan statusnya sebagai bagian dari organisai para artis itu.

"Tanpa menunggu keputusan pengadilan, atau hukum, terlibat narkoba akan menggugurkan jabatannya," ucap Aspar Paturusi, Ketua Dewan Pertimbangan Organisasi (DPO) PARFI di kantornya, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (5/9/2016).

Sesaat sebelum tertangkap atas kepemilikan narkoba, Aa Gatot mendapatkan banyak suara saat kongres PARFI. Sehingga dirinya berhak atas jabatan Ketua Umum PARFI.

Sedangkan kursi Wakil Ketua Umum diberikan kepada Andreanus Dedy Dermawan. Andreanus Dedy meraih suara lebih dikit dari Gatot Brajamusti. "Sekarang ketua PARFI diambil alih oleh Andre," kata Aspar Paturusi.

Sementara itu, PARFI mengaku malu dan kecolongan karena Ketua Umum yang terpilih saat itu rupanya terlibat narkoba.

Tersangka Gatot Brajamusti saat tiba Resmob Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (5/9/2016). kepolisian akan melakukan pemeriksaan terkait dengan penemuan dari 600-an butir peluru. Ada jenis kaliber 9 mili, 32 dan 22 mili

"Yah begitu. Mungkin revolusi mental, yah. Semua diluar dugaan kami. Gatot secara pribadi sangat baik. Dia memberangkatkan 80 anggota PARFI umroh. Belum pernah dilakukan oleh Ketum sebelumnya. Dananya besar, kan," kata Aspar Paturusi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.