Sukses

Rumah Keluarga Charly van Houten Diserang karena Pilkades?

Ayah Charly van Houten, Sarja Sugendri, diminta warga setempat untuk maju pilkades di lingkungannya.

Liputan6.com, Cirebon - Penyerangan terhadap rumah orangtua Charly Van Houten di Desa Tersana Blagedog, Cirebon, Sabtu (26/8/2017), diduga dipicu persoalan pemilihan kepala desa (pilkades). Usai melapor ke Polres Cirebon, Charly mengaku bahwa ayahnya Sarja Sugendri memang diminta warga setempat untuk maju pada pilkades di lingkungannya.

Namun menurut Charly van Houten, soal ayahnya maju dalam pilkades baru sebatas wacana. Pihak keluarga Charly belum memastikan ikut dalam pilkades.

Charly van Houten (Liputan6.com/Faisal R Syam)

"Pemilihannya saja belum digelar kok sudah diserang. Padahal bapak saya belum pasti maju," kata Charly van Houten usai melapor ke Polres Cirebon, Senin (28/8/2017).

Charly juga menegaskan bahwa keluarganya tak punya masalah dengan siapa pun. Bahkan, dia juga belum bisa memastikan aksi penyerangan tersebut dipicu motif pilkades.

Sementara itu, para saksi yang melihat langsung kejadian, mengatakan bahwa penyerangan dilakukan oleh sekelompok orang yang dikomandoi salah satu calon kepala desa. "Informasinya begitu, tapi nanti biar polisi yang memastikan," kata Charly van Houten.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Redam aksi balasan

Charly mengaku sangat prihatin dengan kondisi yang dialami keluarganya. Kalaupun nanti orangtuanya jadi mencalonkan, ia berharap tidak kembali terjadi kasus yang serupa.

Charly van Houten bersama istri, Regina. (Deki Prayoga/bintang.com)

"Soal mencalonkan atau tidak, itu tergantung bapak saya, tapi sampai sekarang baru sebatas wacana. Jadi tolonglah jangan mudah tersulut emosi apalagi satu kampung," pinta dia.

Sementara itu, kuasa hukum keluarga Charly van Houten, Waswin Janata mengatakan, laporan yang diserahkan kepada polisi di antaranya adalah penyerangan, perusakan, dan penganiayaan.

"Salah satu cara meredam untuk mencegah terjadinya aksi balasan, adalah dengan segera ditangani oleh pihak kepolisian," kata Waswin.  (Panji Prayitno)

 

Simak Video Menarik di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.