Sukses

Sang Kyai, Pionir Masuknya Pendidikan Umum ke Pesantren

KH Hasyim Asy’ari adalah seorang kyai yang sangat mementingkan nilai-nilai keagamaan, dan pendidikan. Beliau menjadi pionir masuknya pelajaran umum ke pesantren.

Untuk kesekian kalinya, kisah perjuangan tokoh bangsa Indonesia difilmkan. Kali ini, ulama kharismatik dari Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, yang juga pendiri organisasi Nahdlatul Ulama (NU), KH Hasyim Asy’ari, diangkat menjadi kisah film.

"KH Hasyim Asy’ari adalah seorang kyai yang sangat mementingkan nilai-nilai keagamaan, pendidikan, dan persatuan bangsa dalam mendidik santri-santri di pesantrennya. Dalam memberikan pengajaran, beliau tidak hanya memberi siraman agama, tapi juga menjadi pionir masuknya pelajaran umum ke pesantren Tebuireng," ujar Produser Sang Kyai Sunil Samtani di Jakarta, baru-baru ini.

Sedikit flashback, di zaman itu pendidikan umum dianggap sebagai kemungkaran karena dibawa oleh Belanda. Film ini diharapkan dapat memberikan sumbangan moral terhadap masyarakat Indonesia terutama kaum muda yang akan menjadi tulang punggung Indonesia di masa yang akan datang.

"Izin dari keluarga besar KH Hasyim Asy’ari dan NU sudah kami dapatkan. Karena, mereka mengerti bahwa tujuan film ini sebagai pendidikan moral terhadap bangsa akan pentingnya persatuan bangsa dan pendidikan untuk kemajuan bangsa," lanjut Sunil.

Sementara itu sutradara Sang Kyai, Rako Prijanto mengatakan kisah perjuangan Sang Kyai difokuskan pada era 1942-1947, sesuai usulan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Sebagai tokoh pusat saat itu, Pak Hasyim adalah penentu arah dalam pengerahan massa santri melawan penjajah.

"Kami ingin menggambarkan tokoh KH Hasyim Asy’ari dan cara perjuangannya dengan pendekatan spiritual karena tidak banyak orang tahu tentang perjuangan beliau. Beliau lah yang menyulut rasa kebangsaaan santri-santrinya yang dikenal dengan resolusi jihad. Semangat itu akhirnya menjalar ke masyarakat umum yang menyulut perang 10 November 1945," kata Rako.

Beberapa aktor yang terlibat dalam Sang Kyai antara lain Ikranagara (KH Hasyim Asy'ari), Christine Hakim (Nyai Kapu--istri Sang Kyai), Agus Kuncoro (Wahid Hasyim--anak Sang Kyai), Adipati Dolken (Harun), dan Dimas Aditya (Husyein). Pengambilan lokasi syuting dilakukan di Kediri, Klaten, Solo, Ambarawa, dan Semarang. Keseluruhan pembuatan film ini memakan waktu 50 hari.

"Memerankan Kyai yang sekarang sudah ditetapkan sebagai pahlawan nasional adalah sebuah kebanggan bagi saya. Cara memberikan pengajaran terhadap santri-santrinya sangat menarik untuk dijadikan contoh. Yang penting bagi saya adalah bisa memberikan yang terbaik untuk film ini. Sehingga, perjuangan KH Hasyim dapat menginspirasi munculnya semangat-semangat baru dalam memberikan pendidikan dan persatuan bagi kemajuan bangsa," ujar Ikranagara.(ASW)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.