Sukses

Isu Penangkapan Direkayasa, BNN Siap Hadirkan Raffi Ahmad

Badan Narkotika Nasional (BNN) berencana akan menghadirkan Raffi Ahmad ke hadapan media.

Badan Narkotika Nasional (BNN) berencana akan menghadirkan Raffi Ahmad ke hadapan media. Rencana ini berkaitan dengan adanya isu rekayasa dalam penggrebekan yang dilakukan BNN di kediaman Raffi, Minggu (27/1/2013).

Belakangan beredar isu mengenai adanya rekayasa dalam penangkapan yang dilakukan BNN terhadap Raffi dan ke-16 orang lainnya. Dan Raffi hanyalah dijebak dan dijadikan korban dalam kasus tersebut.

Selain itu, ada broadcast message BlackBerry Messanger (BBM) mengatasnamakan asisten Raffi bernama Mira, yang juga ikut diciduk BNN, dalam BBM itu, Mira mengatakan, ada seorang anggota polisi yang sengaja melempar dua linting ganja di lantai rumah Raffi.

Menanggapi isu-isu tersebut, Humas BNN, Sumirat Dwiyanto berencana untuk menghadirkan Raffi ke hadapan media. Raffi akan dipersilahkan bicara mengenai apa yang sebenarnya terjadi saat penangkapan.

"Kami berencana akan menghadirkan Raffi ke hadapan wartawan. Biar Raffi sendiri yang bicara, apa yang sebenarnya terjadi. Seperti apa penangkapan itu," kata Sumirat, saat ditemui di Gedung BNN, Senin (4/2/2013).

Sumirat mengaku mengetahui soal isu-isu tersebut. Namun pihaknya tak mau panik dan tak ingin banyak bicara soal isu tersebut.

"Saya sudah tanya sama Mira, apa benar dia menulis seperti itu. Dia bilang tidak. Sabar saja, kami akan hadirkan Raffi di hadapan kalian semua. Waktunya tunggu saja, sedang kami usahakan," jelas Sumirat.

Soal penggrebekan di rumah Raffi, Sumirat mengatakan pihaknya telah melakukan prosedur yang benar. "Yang pasti kami pada saat penggrebekan di rumah Raffi sudah sesuai dengan SOP yang berlaku. Kemudian pada saat penggeledahan kita juga didampingi RT setempat," tukas Sumirat.(FEI/MER)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini