Sukses

5 Mitos yang Salah Seputar Halloween

Halloween merupakan sebuah tradisi yang berasal dari Irlandia, dan dibawa oleh orang Irlandia yang beremigrasi ke Amerika Utara.

Halloween merupakan sebuah tradisi yang berasal dari Irlandia, dan dibawa oleh orang Irlandia yang beremigrasi ke Amerika Utara. Setiap tahunnya, tradisi ini dirayakan setiap tanggal 31 Oktober. Halloween kerap diidentikan dengan setan, penyihir, dan hantu.

Asal muasal perayaan Halloween sendiri berasal dari Festival Samhain yang dirayakan orang Kelt zaman kuno sebagai perayaan akhir musim panen dalam kebudayaan Gael.

Bangsa Gael percaya bahwa tanggal 31 Oktober pembatas dunia orang mati dengan orang hidup menjadi terbuka. Namun, tahukah Anda, ada beberapa mitos mengenai Halloween yang salah.

Berikut keterangannya yang diambil dari Live Science.com.

1. Vampir adalah makhluk yang nyata
Fisikawan dari University of Florida, Costas Efthimiou, menyatakan jika mitos mengenai vampir benar. Bahwa mereka akan menghisap darah seseorang dan si korban otomatis akan langsung menjadi vampir. Dengan asumsi jumlah penduduk dunia pada tahun 1600an berjumlah lima juta jiwa, maka dalam tenggat waktu 2,5 tahun seluruh penduduk dunia akan menjadi vampir. Namun, hingga saat ini hal itu terbukti hanyalah mitos.

2. Halloween identik dengan pelanggaran seksual
Sama halnya dengan mitos kasus permen beracun, Halloween juga diidentikkan dengan tindakan kejahatan seksual dengan trick or trackers sebagai target. Namun, berdasarkan studi yang dipublikasikan oleh jurnal Sexual Abuse pada 2010 menyatakan tidak ada bukti kejahatan seksual pada anak di hari Halloween.

3. Adanya kelompok pemburu anjing Pitt Bulls di jalan
Sebuah pesan menyebar melalui sosial media pada bulan September lalu, yang memperingatkan bahwa setiap rumah wajib mengunci pintu rumah mereka pada 31 Oktober. Karena Halloween dinyatakan sebagai "Hari Pembunuhan Pit Bull Nasional." Pit bull merupakan salah satu ras anjing. Tapi akhirnya terbongkarlah aksi tersebut merupakan suatu tipuan.

4. Konsumsi belanja Hallowen dianggap hampir menyamai konsumsi belanja Natal
Konsumsi belanja perayaan Halloween dianggap hampir menyamai belanja Natal. Faktanya, berdasarkan data National Retail Federation, pengeluaran belanja Halloween hanya mencapai USD 8 miliar. Jauh lebih rendah dibanding perkiraan belanja konsumsi Natal yang mencapai USD 586,1 miliar pada tahun ini.

5. Halloween dijadikan kesempatan bagi pelaku kejahatan untuk meracuni anak-anak
Sebuah kasus terjadi pada anak laki-laki berusia delapan tahun meninggal dunia karena dianggap mengonsumsi permen beracun saat perayaan Hallowen. Namun ternyata, permen tersebut sengaja diberikan oleh ayah korban demi mendapatkan uang asuransi jiwa sang anak. Ronald Clark O'Bryan, si ayah pembunuh, telah dieksekusi atas perbuatannya pada tahun 1984.(ARs/Mer)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.