Sukses

Acara Olga Syahputra Dikritik Anggota DPR dan Ketua MUI

Banyaknya acara televisi yang kerap tampil berlebihan dan tidak mendidik, terancam dihentikan.

Banyaknya acara televisi yang kerap tampil berlebihan dan tidak mendidik, terancam dihentikan. Sejumlah tokoh masyarakat dan pendidik meminta KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) bersikap tegas, sehingga pengelola stasiun teve yang pernah ditegur karena menayangkan acara hiburan yang “tidak sehat” segera sadar dan tidak mengulangi kesalahan serupa.

Tayangan yang dinilai tidak mendidik itu di antaranya 'Pesbukkers', 'Campur Campur' (keduanya di ANTV), kemudian 'Yuk Keep Smile' (Trans TV) dan 'SMS' (Trans 7). Acara Pesbukkers dinilai belakangan ini sering menampilkan ular untuk menakuti penonton. Begitu juga akting Olga Syahputra yang dinilai sering berlebihan dan suka bicara ceplas ceplos yang menyakitkan hati pemirsa. Ulah serupa juga dilakukan Olga Syahputra di acara Campur Campur dan Yuk Keep Smile.

“Bahkan Campur Campur, Pesbukers dan Yuk Keep Smile  juga suka menggunakan tepung yang dihampurkan ke muka penonton atau artis. Padahal itu beresiko bahaya bagi mata dan kulit wajah. Saya usul Campur Campur, Pesbukers dan YKS ditegur keras KPI dan artis yang dilibatkan seperti Olga juga diberi peringatan keras," ujar salah satu tokoh pendidikan, Suarti Arifin yang juga guru SMP PGRI Labuang Baji, Makasar, Minggu (24/11/2013).

​“Olga itu sombong sekali, mungkin karena merasa dirinya artis hebat, tenar, lalu suka omong sembarangan, mencela sesama manusia. Artis kok memberi contoh buruk seperti itu. Saya pikir dia sudah sering ditegur KPI, juga diingatkan tokoh masyarakat agar sadar,  tapi kok terkesan nggak punya malu ya? Soalnya teguran KPI cenderung tidak digubris. Penampilannya pun terus jadi banci, itu kan dilarang oeh KPI?” Katanya lagi.

​Masyarakat pun mendesak pihak stasiun teve tidak memberi peluang akting berlebihan kepada artis pengisi acara hiburan, seperti Olga, Raffi Ahmad dan lain-lain. “Olga sekarang bahkan berstatus tersangka dalam kasus pencemaran nama baik dokter Febby yang namanya dicemarkan saat memandu Pesbukers. Tetapi dia tidak ditahan polisi. Kenapa? Siapa yang menjamin dia sehingga polisi membebaskan dia di luar tahanan?” ujar Haji Abrorah, anggota Majelis Ulama Indonesia di Banten juga menjadi anggota DPRD Banten. “Saya sering ingatkan KPI agar tegas kepada stasiun teve yang menyajikan  tayangan edan itu,” kata H Amidhan dari MUI Pusat.

​Dukungan serupa juga disampaikan H Qomar, pelawak yang kini menjadi anggota Komisi X DPR-RI. Dalam kapasitasnya sebagai wakil rakyat, Qomar mengaku sudah teramat sering menerima keluhan masyarakat yang kecewa menyaksikan acara hiburan dari Pesbukkers, Campur Campur, Yuk Keep Smile dan beberapa lainnya, karena isinya yang melecehan orang yang kebetulan berpenampilan tidak sempurna, cacat tubuh.

“Apakah itu tayangan yang disebut bagus? Mendidik? Itu tayangan setan dan tidak mendidik.  Saya juga sudah lihat sendiri acara acara itu, dan saya pikir tidak perlu memberi waktu lagi tayangan itu harus dihentikan," ujar Qomar.

Karena KPI yang lebih berhak mengambil tindakan tegas, jadi saya mendukung KPI harus tegas dan tidak membiarkan lagi tayangan itu. Siapapun pemiliknya harus ditegur. Ini demi  masyarakat luas. Demi anak-anak didik kita yang tiap hari dicekoki tayangan setan itu. Jadi KPI jangan diam,” lanjut Qomar.(adt)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini