Sukses

Jeng Ana Berjuang Antara Peluang dan Tantangan Pengobatan Herbal

Selain karena faktor dugaan penipuan, banyak masyarakat yang masih percaya dengan pengobatan alternatif seperti herbal.

Liputan6.com, Jakarta Fenomena pengobatan di luar kedokteran yang dilakukan Guntur Bumi belakangan memang menjadi pembicaraan. Selain karena faktor dugaan penipuan, banyak masyarakat yang masih percaya dengan pengobatan alternatif seperti herbal.

Sayangnya, ditengah minat masyarakat yang semakin tinggi percaya terhadap pengobatan herbal, selalu saja muncul persoalan. Salah satu persoalan tersebut adalah dengan tampilnya pengobat herbal gadungan yang hanya berniat mengeruk keuntungan secara materi.

"Para oknum pengobat herbal inilah yang membuat pengobatan herbal terkadang masih dipandang sebelah mata," sesal Jeng Ana, herbalis berjuluk Ratu Herbal Indonesia.

Sikap apriori masyarakat itu diperparah lagi dengan layanan para pengobat herbal yang tidak professional dan kurang bermutu. Karena itulah, sebagai langkah terobosan Jeng Ana tidak hanya melukannya dengan cara terus meningkatan layanan maupun kualitas herbal racikannya, tapi juga selalu meminta kepada pasien agar membawa cek laboratorium. Hal ini dia lakukan untuk menepis keraguan pasien akan pengobatan herbal yang dilakukannya.

"Cek laborat itu tidak hanya saya minta pada saat memulai pengobatan, tapi juga setelah pengobatan berjalan. Dengan cara ini pasien bisa melihat hasil dari penyembuhan yang dilakukan. Alhamdulillah cara ini sangat berhasil. Mayoritas pasien saya sembuh, dan akhirnya terjadilah efek gethok tular (kabar dari mulut ke mulut-B.Jawa). Dengan demikian masyarakat semakin mencintai herbal Indonesia,” papar Jeng Ana.

Langkah positif Jeng Ana tersebut mendapat apresiasi dari Ketua Umum Asosiasi Pengobat Tradisional Ramuan Indonesia (ASPETRI) Yashim Seiff, SH., MBA. Menurutnya, dengan keharusan cek laboratorium seperti yang dilakukan oleh Jeng Ana, hal ini tidak hanya menepis keraguan pasien terhadap pengobatan herbal, tapi sekaligus juga membuktikan bahwa pengobat herbal dapat bersinergi dengan dunia medis kedokteran modern.

"Mereka bisa saling mengisi dan tak perlu saling menjatuhkan satu sama lain,” harap Yashmin.
Namun demikian, sesuai SOP (standard operation prosedur) yang diterapkan oleh ASPETRI, para pelaku pengobatan tradisional, tak terkecuali herbalis, tidak diperbolehkan menggunakan alat-alat kedokteran modern. Salah satu tujuannya adalah agar tidak ada pelanggaran ranah profesionalitas. Jika melanggar aturan ini, maka ASPETRI bisa memberikan sangsi administratif hingga memberikan usulan kepada lembaga terkait untuk menutup praktek pengobat yang bersangkutan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.