Sukses

Derita Dewi Hughes di Mata Ibunya

SITI Fatimah I Putu Hermawati sangat terpukul dengan penderitaan yang dialami anaknya, Dewi Hughes. Ia tak menyangka jika selama bertahun-tahun Hughes yang selalu tersenyum ternyata menyimpan derita batin atas perlakuan Achmad Hestiafin Tachtiar alias Afin. Siti Fatimah makin sedih saat Hughes be...

SITI Fatimah I Putu Hermawati sangat terpukul dengan penderitaan yang dialami anaknya, Dewi Hughes. Ia tak menyangka jika selama bertahun-tahun Hughes yang selalu tersenyum ternyata menyimpan derita batin atas perlakuan Achmad Hestiafin Tachtiar alias Afin. Siti Fatimah makin sedih saat Hughes bersimpuh di hadapannya mengadukan nasib hidup bersama Afin. Yang lebih menyakitkan bagi Fatimah adalah tatkala janin dari rahim Hughes dikuburkan begitu saja di kediamannya di Kemang, Jakarta Selatan, dengan selendang putih. Tak ada seorang pun kala itu yang menyaksikan, cuma mereka berdua. "Kalo di Bali sudah... ya Allah," lirih Fatimah sambil meneteskan air mata, baru-baru ini. Ibunda Hughes menyebutkan, salah satu perlakuan Afin lainnya yang tak kalah menyakitkan adalah sewaktu Hughes tengah mengaji. Dengan nada tinggi, ia menyuruh sang istri pindah ruangan. Sampai menjelang tidur pun menurut Fatimah, Hughes masih disuruh tidak berhadap-hadapan muka. "Hadap kananlah kamu, jangan menghadap sini, mulutmu bau," kata wanita kelahiran 18 Maret 1945 itu mengutip ucapan Afin. Kejadian itu sudah berlalu. Hughes sudah pulang ke rumah orang tuanya. Namun meninggalkan Afin tak semudah membalikkan telapak tangan. Wanita kelahiran Tabanan, Bali, 2 Maret 1971, ini harus memberikan uang jaminan kepada Afin sebesar Rp 500 juta. "Dia (Hughes) lempar itu [buku] tabungan, dia keluar. Itukah cinta," kata Fatimah. Karena jika tidak seperti itu, sampai mengenakan celana pendek sekali pun, menurut Fatimah, Afin akan terus mengikuti anaknya. Terutama bila tabungannya belum diberikan. Selang tiga hari setelah peristiwa itu, Afin datang bersama ibunya. Ia meminta Hughes pulang dengan alasan tak baik istri meninggalkan rumah. "Dosa kamu," kata dia. Mendengar itu Hughes lantas angkat bicara. "Ibu bilang dosa. Ibu tanya anak ibu betapa zalimnya anak ibu terhadap saya. Ibu minta cucu, tanya anak ibu sebulan berapa kali dia nidurin saya," kata Hughes saat itu. Usai peristiwa itu, Fatimah berharap yang terbaik kepada sang anak. "Mudah-mudahan Hughes bisa kembali seperti dulu, bahagia," kata Fatimah. Kepada Afin pun Fatimah berharap agar menantunya itu ikhlas menceraikan Hughes. Siksaan batin yang diderita Hughes dibenarkan sahabatnya, Sunny Tayaba. Hingga kini Sunny juga tak mengerti apa salahnya hingga dirinya dilarang Afin berhubungan dengan Hughes. Itu berlangsung selama satu setengah tahun. "Cuma Hughes sampai sempat ngomong ke saya, Teteh, kata kakak (Afin) Hughes nggak boleh main ama teteh. Jadi mulai sekarang nggak usah telepon," kata wanita berkerudung itu. Simpati terhadap penderitaan Hughes datang dari penceramah Lutfiah Sungkar. Ia mengatakan, bila suami istri sama-sama mencari nafkah maka hartanya harus dibagi dua. Tapi lain hal bila suami menuntut harta sang istri. "Dia (Afin) harusnya takut sama Allah kalo emang dia harus ngambil harta istrinya karena merasa ini hak bersama," ujar Lutfiah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.