Sukses

Belum Rilis, Video Klip Taylor Swift Picu Kontroversi

Video klip Taylor Swift yang belum dirilis untuk single 'Out of the Woods' memicu kontroversi. Ada apakah?

Liputan6.com, Los Angeles - Taylor Swift terlihat tak hadir di ajang American Music Awards (AMA) 2015. Hal ini lantaran ia sedang syuting video klip terbarunya untuk single bertajuk 'Out of the Woods'. Taylor Swift memilih Selandia Baru sebagai lokasi syuting videonya itu.

Namun rupanya video klip Taylor Swift itu langsung memicu kontroversi karena dianggap melanggar izin daerah setempat. Dilansir laman Aceshowbiz, baru-baru ini Swift seharusnya syuting di dalam hutan. Namun ia dan timnya terlihat berada di pantai Bethell, Auckland.

Taylor Swift melakukan syuting videoklip di pantai Bethell, Auckland. (foto: dailymail)

Berdasarkan Auckland Tourism, Events and Economic Development (ATEED), Swift sudah mendapat izin untuk syuting di pantai tersebut pada pukul 09.00 pagi hingga 19.00 malam. Ia juga hanya diizinkan membawa 2 kendaraan ke area itu. Namun pada kenyataannya Swift dan kru terlihat memasukkan beberapa mobil.

static.parade.com

Hal tersebut membuat para konservator dan pencinta pantai tak senang dengan tindakan Taylor Swift. Pasalnya, di pantai Bethell terdapat bayi-bayi burung yang bersarang di situ. Keramaian yang ditimbulkan Swift bisa mengakibatkan habitat burung itu terganggu.

"Kami sudah mencoba meminimalisasi kendaraan di pantai itu dengan alasan yang baik, tetapi di sana ada bayi-bayi burung. Kami sedang membangun rencana pengaturan burung, tetapi di sana ada banyak orang yang sedang syuting," ujar Sandra Coney, pemimpin Waitakere Ranges Local Board, melalui akun Facebooknya.

Taylor Swit menghadiri ajang MTV Video Music Awards 2015. (foto: abcnews)

Sandra Coney menambahkan, "Kami dengan senang hati menerima adanya aktivitas syuting tersebut yang seharusnya tidak meninggalkan jejak. Tetapi Taylor tidak menghargai lingkungan atau kondisi daerah sekitar."

Ini bukan kali pertama video klip Taylor Swift mengundang kontroversi. Videonya bertajuk Wildest Dream yang memperlihatkan lingkungan di Afrika tersebut dianggap berpihak pada kapitalisme Barat di sana lantaran kru yang ditampilkan kebanyakan orang Barat. (Fir/fei)**

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.