Sukses

Potret Nasib Muslim Amerika Pasca-Teror WTC

Sebelum menonton film ini, perlu disadari bahwa Maxima Pictures melakukan pendekatan dari sudut pandang kaum Muslim.

 

Liputan6.com, Jakarta - Ada kesamaan antara Bulan Terbelah di Langit Amerika dengan 99 Cahaya di Atas Eropa. Dua judul ini berangkat dari pemahaman kehidupan kaum Muslim sebagai minoritas di negara Barat. Bedanya, bila Hanum Salsabiela Rais menyisipkan kejayaan Islam di masa lampau lewat '99 Cahaya di Langit Eropa', Hanum mengangkat potret Muslim Amerika pasca-serangan teror di Menara Kembar WTC pada 2001 silam.

Untuk itu, sebelum menonton film ini, perlu disadari bahwa Maxima Pictures melakukan pendekatan dari sudut pandang kaum Muslim. Seluruh dunia tahu, Muslim Amerika menjadi kaum yang menderita usai serangan teror WTC yang menewaskan ratusan nyawa tersebut. Sudah minoritas, mereka ditepikan dari kehidupan sehari-hari, dimusuhi bahkan dihujat. Kepedihan ini yang dipotret pada film 'Bulan Terbelah di Langit Amerika'.

Foto syuting Bulan Terbelah di Langit Amerika. (dok. Hanum Rais)

Hanum (diperankan Acha Septriasa) masih bekerja di sebagai jurnalis di Wina, Austria. Suatu hari, ia ditugasi bos nya untuk menulis artikel dengan tema tendensius. Judulnya 'Apakah Dunia Akan Lebih Baik Tanpa Islam?'. Untuk itu, Hanum diminta terbang ke Amerika untuk mewawancarai korban teror WTC.

Di saat bersamaan, suami Hanum yakni Rangga (diperankan Abimana Aryasatya) dapat tugas dari kampusnya untuk mewawancarai miliader Amerika bernama Phillipus Brown.

Foto syuting Bulan Terbelah di Langit Amerika. (dok. Hanum Rais)

Selama di Amerika, dua misi yang berbeda ini nyatanya menimbulkan konflik bagi Hanum dan Rangga. Ego mereka pecah dan terbelah, seperti nasib rembulan di judul film ini. Dalam tugasnya, Hanum bertemu dengan Azima Hussein (diperankan Rianti Cartwright). Azima menjadi 'musuh masyarakat' setelah sang suami dituduh sebagai pembuat bom yang menghancurkan WTC. Di sinilah perjuangan Hanum untuk menulis artikel 'Apakah Dunia Akan Lebih Baik Tanpa Islam?' dimulai.

Foto syuting Bulan Terbelah di Langit Amerika. (dok. Hanum Rais)

Plot cerita utama yang dimainkan Abimana-acha-Rianti amat apik membuai penonton. Apalagi, chemistry Acha dan Abimana sebagai suami istri sudah terbentuk di film `99 Cahaya di Langit Eropa`. Rianti juga sangat fasih memerankan muslimah yang 'dizalimi' masyarakat.

Satu catatan yang harus diperhatikan saat menonton film ini, 'Bulan Terbelah di Langit Amerika' bagaikan kepingan puzzle. Rangkaian cerita secara utuh akan terpapar di ujung film. Alhasil, jaga mood Anda hingga menit-menit akhir. Untungnya, rasa bosan di tengah-tengah film bisa sedikit terobati dengan peran Nino Fernandez sebagai Stefan dengan adegan serta dialog yang cukup bikin tersenyum. (Jul/Mer)

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.