Sukses

Pasukan Kapiten, Jangan Anggap Sepele Bullying!

Sutradara Rudi Soedjarwo membidik tema anti-bullying lewat film Pasukan Kapiten. Ia mengambil setting kehidupan anak-anak yang sering diancam teman sebaya.

Rudi Soedjarwo sudah beberapa kali menyutradarai film-film dengan tema di luar percintaan. Ia sukses membawa roh nasionalisme dalam Tendangan dari Langit. Kini, sutradara berkepala plontos ini membidik tema anti-bullying lewat film Pasukan Kapiten. Ia mengambil setting kehidupan anak-anak yang sering diancam teman sebaya.

Teror kecil-kecilan ini dialami Yuma, sembilan tahun. Bersama sahabatnya Saleh dan Asti, Yuma kerap menerima ancaman dari Omar, pemimpin geng anak di lingkungan perumahannya. Hingga pada satu ketika, Yuma dan Umar sedang bermain layangan. Layang-layang putus jatuh di rumah angker yang dihuni kakek tua bernama Sudirman. Si kakek adalah veteran perang yang memiliki segudang pengalaman tempur dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Di sinilah petualangan bermula. Yuma, di bawah ancaman Omar, diam-diam masuk ke rumah itu untuk mengambil layangan. Tak hanya layangan, Yuma membawa bekal yang diberikan sang kakek, untuk menjadi pria yang tangguh dan berani melawan Omar. Jiwa Yuma bergejolak. Dibantu dua sahabatnya tadi, ia bangkit melawan penindasan yang dilakukan berkali-kali oleh Omar dan teman satu gengnya.

Tidak ada wajah lama dalam Pasukan Kapiten. Seluruh talent adalah pemain baru, termasuk Cahya Rizki Saputra yang memerankan Yuma sebagai pemeran utama. Di sinilah kualitas berbicara. Sebagai sutradara kawakan, Rudi berhasil membuat pemain debutan itu tampil apik di depan kamera.(ANS)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.