Sukses

Manic Street Preachers, Band British Berhaluan Kiri

Manic Street Preachers adalah band asal Wales yang berhasil membius pendengar musik Inggris dengan lirik-liriknya yang sarat dengan nuansa sosial dan politik.

Bagi penggemar musik British, mungkin sudah tidak asing lagi dengan nama Manic Street Preachers. Ya, band asal Wales ini berhasil membius pendengar musik Inggris dengan lirik-liriknya yang sarat dengan nuansa sosial, budaya, keterasingan, kejenuhan, keputusasaan hingga perpolitikan sayap kiri.

Band ini awalnya berdiri pada 1986 dengan formasi sebagai kwartet James Dean Bradfield (vokal, gitar), Nicky Wire (bass), Sean Moore (drum) dan Richey Edwards (gitar), meskipun kini akhirnya menjadi trio. Dibentuk di Blackwood Wales Selatan, mereka mengusung aliran rock alternatif.

Awal terbentuknya, Nicky Wire berperan sebagai gitaris. Nicky pun mengisi kekosongan bass setelah bassis Miles Woodward keluar pada awal 1998. Sedangkan Richey bergabung paling terakhir setelah Nicky melihat talentanya dalam membuat lirik serta membuat desain untuk sampul album dan beberapa lainnya.

Debut mereka dimulai dengan perilisan album Generation Terrorists pada 1992 yang terjual 250 ribu kopi. Lalu album kedua mereka berjudul Gold Against the Soul dirilis pada 1993 dengan menyesuaikan selera pasar. Album ini juga masuk posisi delapan penjualan album di Inggris.

Selanjutnya, album berjudul The Holy Bible rilis pada 1994. Album ini mendapat kritikan positif namun kurang sukses dalam hal penjualan. Untuk membantu penjualan album ini, mereka muncul di acara TOp of the Pops dengan membawakan lagu Faster yang masuk posisi 16. Dalam acara ini, mereka mengundang kontroversi dengan memakai kostum ala salah satu kelompok teroris.

Kejadian terburuk sepanjang sejarah band ini saat Richey Edwards menghilang pada 1 Februari 1995 setelah keluar dari sebuah hotel di London pada jam 7 pagi. Mobilnya terabaikan dan ditemukan pada 17 Februari. Berlalunya waktu tetap tak mampu menemukan jejak Richey hingg akhirnya ia dinyatakan wafat pada 23 November 2008.

Everything Must Go yang rilis pada 1996 menjadi album pertama mereka tanpa kehadiran Richey. Lagu-lagu seperti A Design for Life, Australia, Everything Must Go dan Kevin Carter berhasil membawa mereka meraih gelar di BRIT Awards sebagai band terbaik dan album terbaik.

This Is My Truth Tell Me Yours melanjutkan sukses karier mereka pada 1998. Album ini dinobatkan sebagai album terbaik mereka sepanjang sejarah karier bermusik. Lagu If You Tolerate This Your Children Will Be Next turut menjadi lagu terbaik pada masanya menduduki peringkat puncak tangga-tangga lagu seperti albumnya. Lagu-lagu lain seperti You Stole the Sun from My Heart, Tsunami dan The Everlasting turut mendapat sambutan dari pendengar musik.

Pada 2001, mereka sempat bertandang ke Kuba untuk bermain di Karl Marx Theater. Ini adalah pertama kalinya band populer asal Inggris bermain di negara berhaluan politik kiri itu. Mereka pun sempat bertemu presiden Kuba saat itu, Fidel Castro. Bahkan saat di Kuba, mereka membawakan beberapa lagu baru di album Know Your Enemy yang dirilis tak lama setelah mereka dari sana.

Setelah itu, mereka merilis album berjudul Forever Delayed pada 2002. Ini sekaligus menjadi album kompilasi lagu-lagu terbaik mereka. Lagu-lagu baru seperti Door to the River dan There by the Grace of God turut meramaikan album ini. Mereka juga merilis album Lipstick Traces (A Secret History of Manic Street Preachers) dimana terdapat lagu terakhir mereka bersama Richey Edwards.

Melanjutkan karier mereka sebagai musisi, album-album seperti Lifeblood (2004), Send Away the Tigers (2007), Journal for Plague Lovers (2009) dan Postcards from a Young Man (2010) dirilis. Album-album ini sekaligus menambah kesuksesan mereka dalam berkarier sebagai musisi. Tema-tema sosial dan politik tetap menjadi andalan mereka.(Rul)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini